Propaganda Di Era Post-Truth Dalam Pemilu 2019 Dan Potensi Terjadinya Pada Pemilu 2024

  • Heru Sudinta Institut STIAMI Jakarta
  • Ahmad Usmar Almarwan Universitas Paramadina Jakarta
  • Mahtup Basuki Universitas Paramadina Jakarta

Abstract

Proses dan hasil Pemilu tahun 2019, telah selesai. Semua anggota legislatif DPR, DPD, dan DPRD telah dilantik, termasuk Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Namun permasalahan mengenai Pemilu serentak 2019, masih menjadi keprihatinan publik, salah satunya adalah maraknya ketersebaran pesan post-truth selama pelaksanaan Pemilu 2019. Permasalahan serupa juga berpotensi untuk terjadi pada Pemilu tahun 2024. Tulisan ini, mencoba mengkaji terjadinya propaganda di era post-truth dalam Pemilu 2019 dan potensi terjadinya pada Pemilu 2024. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dan data yang diolah berupa hasil wawancara dengan informan terkait dan data yang berasal dari analisis media sosial Twitter dengan analisis jejaring sosial (SNA) dari 23 September 2018 hingga 13 April 2019 atau selama masa kampanye Pemilu 2019. Hasil studi memperlihatkan di era post-truth masyarakat lebih mempercayai sumber informasi dengan pertimbangan bukan lagi logis atau tidak, namun sesuai dengan apa yang diyakininya, maka informasi tersebut dianggap benar, tidak peduli bertentangan dengan fakta dan akal sehat, beredar secara massif untuk mempengaruhi opini publik berkaitan dengan kontestasi politik Pemilihan Presiden Tahun 2019. Pada Pilpres 2024, fenomena serupa diprediksi masih akan terjadi seiring meningkatnya aktivitas politik dan kontestasi antar pasangan calon presiden.

The process and results of the 2019 election have been completed. All legislative members of the DPR, DPD and DPRD have been sworn in, including the elected President and Vice President. However, problems regarding the 2019 simultaneous elections are still a public concern, one of which is the widespread spread of post-truth messages during the implementation of the 2019 elections. Similar problems also have the potential to occur in the 2024 elections. This paper attempts to examine the occurrence of propaganda in the post-truth era in The 2019 election and the potential for it to occur in the 2024 election. The method used is descriptive qualitative, and the data processed is in the form of interviews with relevant informants and data originating from Twitter social media analysis with social network analysis (SNA) from 23 September 2018 to 13 April 2019 or during the 2019 election campaign period. The results of the study illustrate that in the post-truth era where people trust sources of information with considerations that are no longer logical or not, but according to what they believe, the information is considered correct, regardless of whether it contradicts facts and common sense, circulating massively to influence public opinion with regard to the political contestation of the 2019 Presidential Election. In the 2024 Presidential Election, a similar phenomenon is predicted to continue to occur as political activity increases and contestation between pairs of presidential candidates.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2023-11-13
How to Cite
Sudinta, H., Almarwan, A., & Basuki, M. (2023). Propaganda Di Era Post-Truth Dalam Pemilu 2019 Dan Potensi Terjadinya Pada Pemilu 2024. Jurnal Komunikasi Esensi Daruna, 2(2), 92-97. https://doi.org/10.55886/daruna.v2i2.762