FEAR APPEAL (RASA TAKUT) DALAM PROMOSI MELALUI IKLAN TELEVISI
Abstract
Iklan adalah sebuah alat promosi yang ampuh dalam menawarkan produk dan jasa. Bagi produsen iklan tidak hanya sebagai alat promosi melainkan pula sebagai alat penanaman citra serta nilai-nilai lain tentang produk itu sendiri. Penanaman citra dalam sebuah iklan dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satu caranya adalah dengan mempengaruhi konsumen pada level psikologis terutama pada sisi emosi. Emotion appeals dalam periklanan modern dinilai lebih efektif. Penggunaan unsur emosi sangatlah persuasif. Salah satu emosi yang sangat kuat dalam mempengaruhi konsumen adalah rasa takut. Salah satu produk yang terindikasi menggunakan rasa takut sebagai daya tarik iklan adalah iklan otomotif. Produsen otomotif sering kali menggunakan isu keselamatan berkendara dalam iklan-iklannya. Sebagai produk representasi, iklan memunculkan teks yang mengandung makna-makna terselubung. Dalam konteks ”pembacaan” iklan televisi, menghubungkan iklan dan semiotika nampaknya dapat menjadi suatu diskusi yang menarik. Menarik karena pada dasarnya tanda dalam iklan terdiri dari tanda-tanda verbal dan non verbal. Iklan toyota “Lets Go Beyond” berusaha mempengaruhi konsumen melalui komodifikasi rasa takut (Fear appeal) dengan menampilkan ketakutan-ketakutan para pengendara kendaraan bermotor khususnya mobil terhadap kemungkinan kecelakaan yang mungkin terjadi di jalan raya. Toyota mengajak konsumen untuk mengevaluasi keputusannya dan mempengaruhi untuk memilih Toyota sebagai merek andalan.
References
Anderson, S. B., Harris, E., & McAdam, K. (2006). Dictionary of Media Studies. London: A & C Black Publishers.
Ardianto, E. (2013). Hanbook of Public Relations: Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama.
aseancap.org. (2019, Oktober 25). Diambil kembali dari http://www.aseancap.org/v2/
Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Burton, G. (2012). Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra.
Cobley, P., & Jansz, L. (1998). Introducing Semiotic. Maryland: Totem Books.
Danesi, M. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.
detikcom. (2011, Desember 2). Kisah Awal Berdirinya Toyota. Diambil kembali dari oto.detik.com: https://oto.detik.com/mobil/d-1781184/kisah-awal-berdirinya-toyota
Effendy, O. U. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
gridoto.com. (2019, Oktober 25). Diambil kembali dari https://www.gridoto.com/read/221017712/apa-sih-kepanjangan-srs-di-airbag-yang-belum-tahu-wajib-baca#!%2F
Hackley, C. (2005). Advertising and Promotions. London: SAGE Publications.
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Katz, H. (2007). The Media Handbook, a Complete Guide to Advertising Media Selection, Planning, Research, and Buying . London: Lawrence Erlbaum Associates.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2006). Marketing Management. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
kumparan.com. (2019, Oktober 25). Diambil kembali dari https://kumparan.com/kumparanoto/cara-kerja-hill-start-assist-yang-bikin-mobil-anti-mundur-di-tanjakan-1548728911866437811
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Teori Komunikasi edisi 9. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
manfaat.co.id. (2019, Oktober 25). Diambil kembali dari https://manfaat.co.id/manfaat-kendaraan-bermotor
Moleong, L. J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Morissan. (2010). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Morissan. (2010). Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mosco, V. (2009). The Political Economy of Communication. London: SAGE Publications Ltd.
Novalius, F. (2018, July 25). Economy: okezone.com. Diambil kembali dari okezone.com: https://economy.okezone.com/read/2018/07/25/320/1927186/10-iklan-terpopuler-2018-di-youtube
otomotif.kompas.com. (2019, Oktober 25). Diambil kembali dari https://otomotif.kompas.com/read/2017/03/31/094200715/apa.itu.fitur.vsc.pada.mobil.
otospirit.com. (2019, Okober 25). Diambil kembali dari https://www.otospirit.com/penyebab-utama-buruknya-lalu-lintas-paling-umum/50304
Rakhmat, J. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosda Karya.
Rice, R. E., & Atkin, C. K. (2013). Public Communication Campaigns. California: SAGE Publications.
Stiff, J. B., & Mongeau, P. A. (2016). Persuasive Communication. New York: The Guildford Press.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulaksana, U. (2003). Integrated Marketing Communications: Teks dan Kasus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Toyota Astra Motor. (2019, Oktober 28). Toyota Lets Go Beyond. Diambil kembali dari toyota.astra.co.id: https://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/toyota-lets-go-beyond
tribunnews.com. (2019, Oktober 25). Diambil kembali dari https://www.tribunnews.com/tribunners/2018/07/04/ini-penyebab-kemacetan-di-jakarta
Turow, J. (2009). Media Today : an Introduction To Mass Communication, 3th edition. New York: Taylor & Francis.
Vera, N. (2014). Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wibowo, I. S. (2013). Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Widjaja, H. (2000). Ilmu Komunikasi: Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta.
Widyatama, R. (2011). Teknik menulis naskah iklan: agar tepat kena sasaran. Yogyakarta: Cakrawala.
Winardi. (1992). Promosi dan reklame. Bandung: Mandar Maju.
Trisnowati, Y., Hadiwidjaja, R. D., & Nurvita, T. (2021). The Consistency Of Islamic Corporate Financial Sustainability In Covid-19 Pandemic: An Empirical Analysis. AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 12(2), 179-192.
Husin, N., Hidayanto, A. N., Purwandari, B., & Ibrahim, R. M. S. (2021). Analysis on digital music service user